Rabu, 13 Juli 2011

CINTA KLASIK

Seorang nenek tua duduk sendirian di dekat pohon cemara depan jendela
Meliuk-liukkan jarinya yang sudah terlilit kulit keriput
Memainkan harpa putih memanggil penghuni alam
Menetaskan pesona klasik bagi yang mendengar
Pesta malam penuh lilin dan labu kuning dimulai
Lepas
Udara bebas melepas anak-anaknya bermain
Bersama burung gereja
Kupu-kupu dan lebah menghisap serbuk sari bunga matahari
Menuangkannya pada cangkir-cangkir kosong
Semut hitam dan merah menyatu dalam suasana
Menghidangkan sajian penebar wewangian penggugah selera
Tepat di samping jendela kakek tua dan tongkatnya yang setia
Sedang membenarkan miring bingkai lukisan kota tua
Anak kecil perempuan sedang duduk menghitung permen warna warni
Sambil membelai bulu kucing anggoranya yang sedari tadi bermain dengan bola bulu
Sementara aku di depan radio usang
Mendengarkan derit-derit tak putus asa pencari sinyal
Sambil merajut jaket untuk musim dingin esok hari
Lepas
Udara bebas melepas rasa sehabis hujan tadi sore
Bersama keramaian malam pesta
Wanita muda cantik masuk ke rumah tanpa mengetuk pintu menuju tempatku duduk
Dengan sekali tatapan mata dan senyum merona
Dia berhasil mengetuk pintu hatiku tanpa penghuni rumah lainnya tahu
Wanita muda itu mengambil kursi dan meletakkannya di sampingku
Menawarkan biskuit coklat kesukaanku
Setelah kumakan satu barulah dia berhenti tersenyum
Dia mulai berbicara tentang hidup yang menari-nari
Karena alunan harpa nenek dan suara merdu kakek
Dia berbicara pelan tapi menekankan pada beberapa kalimat
Seakan-akan tiada lagi esok hari bagi kami berdua
Jantungku berdetak melebihi tempo tercepat dari musik yang bisa dimainkan nenek
Dia berbicara sesuatu yang nyata dan baru kali ini aku dengar
Kasih, berikan aku setitik saja cahaya
Selanjutnya akan aku sempurnakan dengan cinta
Setelah kalimat itu perlahan muncul dari bibir tipisnya
Tubuhku terdiam dan menggigil dingin
Aku hanya bisa mengangguk
Memberinya jalan untuk melukis hidupku
Dan berkata padanya
Aku percayakan hidupku padamu cinta
Semua penghuni yang sedari tadi tak aku perhatikan
Sedang mengelilingi kami berdua
Mengangkat tinggi-tinggi gelas warna warni berisi minuman manis
Gegap gempita merayapi setiap lapisan rumah
Aku hanya bisa tersenyum bahagia
Karena rasa ini tak bisa diungkap oleh kata
Dan dia adalah yang aku cinta
Dan dia adalah wanita yang merangkulku pada kehangatan kebersamaan
Dan dia adalah wanita yang memberiku hidup
Pada hakekat hidup dalam cinta

0 komentar:

Posting Komentar

prev next