Rabu, 13 Juli 2011

Sampah Masa Lalu 2

kapan ya Tha, kamu bakal baca tulisanku ini. Kapan kita bisa bercanda lagi, aku tak menginginkanmu lagi sebagai kekasih, tapi aku masih merindukan perbincangan kita yang melahirkan tawa, perbedaan pendapat, sedih, haru, romantik dan semua rasa yang pernah kita bagi. Aku inginkan pertemanan itu, seperti pertama dulu kita mulai dekat, kamu suka dengan puisi-puisiku kan? Aku masih tak berani memberikan puisi lagi, bahkan sekedar menyapa, hanya caci yang aku dapat nanti jika aku berani menghubungimu. Tha, sudahlah itu aku yang dulu, aku sekarang sudah berubah, lihat aku di sini sekarang, aku memang tak sealim kekasihmu itu, tapi aku berani mencoba dari awal lagi. Haaah…dasar perasaan memang tak pernah bisa bohong yah.
Tha, kamu tahu kan, kalau aku sudah niat melakukan sesuatu aku pasti nekat melakukannya, meskipun hasilnya hanya konyol. Selama ini, banyak wanita yang aku sukai, sebatas suka, tapi aku berlebihan menafsirkan rasa, aku pikir aku jatuh cinta lagi. Tapi ternyata hanya permainan perasaan. Aku sering dipermainkan seperti itu oleh perasaanku sendiri. Hingga aku lelah untuk merasa bahwa aku dicintai. Lagipula aku tak pernah sungguh memperjuangkan perasaanku seperti aku berjuang mendapatkanmu. Satu tahun penantian yang maknanya sempat aku lupakan bahwa aku cinta kamu, telah aku lewati. Saat ini tak sekalipun aku berjuang untuk mendapatkan cinta seorang wanita, apa hatiku telah dipenuhi oleh udara-udara tentangmu, yang aku merasa hatiku telah kosong tapi sebenarnya masih ada dirimu. Mungkin, selama ini tak kunjung aku mendapat kekasih mungkin juga karena itu. Satu tahun telah kulewati dengan penantian yang membuahkan hasil, walaupun di tengah jalan aku menyerah, manusiawi kan Tha. Sekarang sudah setengah tahun aku lewati lagi sepi tanpa dirimu, tanpa dirinya, tanpa cinta dan tanpa orang lain yang mampu menarikku dari keterpurukkan. Lalu beberapa hari lagi kulewati hari-hari sepi tanpa kekasih, tanpa cinta. Berapa lama Tha, seminggu lagi, sebulan, setahun, sedasawarsa, seabad, ataukah satu milenium kuhabiskan hanya untuk menunggu cinta?
Maaf Tha, itu suasana hatiku beberapa hari atau beberapa minggu lalu, aku lupa karena aku sudah terlalu lama berendam dalam kepedihan, sudah cukup Tha. Sekarang aku akan berjalan, tersenyum. Menyapa setiap hati yang sekiranya bisa kuketuk untuk membukakan pintunya. Aku tak ingin hanya bercerita tentangmu dalam setiap pertemuanku dengan teman-temanku. Aku ingin aku bercerita tentang cinta baru yang menyambut hari-hariku. Walaupun sekarang belum ku temukan, tapi aku yakin suatu hari nanti akan aku dapatkan.
Dan aku perlakukan selayaknya cinta, seharusnya cinta dan karena aku cinta padanya. Hanya satu hal yang aku ingin tanyakan padamu, apa kau pernah bertanya tentangku?

0 komentar:

Posting Komentar

prev next