Rabu, 13 Juli 2011

TAK PERNAH SEJENAK MAU MENGERTI

Cobalah sejenak engkau tak beranjak dan memalingkan muka
Endapkan semua rasa yang kusakiti dan semua hal yang kuhancurkan
Peluk rasa sakit itu dan izinkan angin membawa tuk berkeliling sejenak
Agar bahagia tercipta dalam segala suasana
Dan cobalah berpikir sejenak tentang aku
Pernahkah terlintas di pikiranmu sekarang
Aku juga tersakiti
Oleh diriku sendiri
Dan olehmu pastinya
Aku dihadapkan pada penyesalan yang tak berujung
Menelan duri disetiap teriakan malam yang mengingatkanku padamu
Apa kau pernah mencoba peduli
Ataukah aku yang tuli
Bukankah purnama tak pernah kuat bersinar berlama-lama
Dan bukankah bulan sabit melukai malam dengan mendatangkan gelap
Begitu juga denganmu
Sebelum aku menusuk harapanmu dengan pedang terkutuk
Kau telah menancapkan jarum-jarum manis dan beralkohol
Membuatku terbius akan pesonamu
Dan kau dapatkan segala ucapan yang bisa membuatmu mendapat restu dari maaf
Apa seegois itu dirimu
Ataukah aku orang yang hiperbolis
Menginginkan canda datang pada akhir-akhir derita
Agar aku bisa menertawakan kesedihan
Kau tak pernah mau tahu
Aku tak mengerti lagi tentang jalan pikirmu
Ataukah kita sejak awal memang tak pernah mau saling mengerti
Aku di sini juga menderita
Dan kau akan membuat seluruh penghuni semesta kecewa
Jika kau merasa hanya kau yang tersakiti
Karena di sini
Di hati yang hingga kini tetap sunyi
Aku akan tetap bisa mengingat rasa sakit itu
Jika kau juga tetap membolak-balikkan masa lalu
Tentangku, tentangmu, tentang salah dan dosa kita
Namun jika tiada ruang hati bagiku lagi
Yang bisa kutemui ketika aku kembali dan menyapa
Maka akan aku terima keutuhan kecewa
Karena engkau memang begitu adanya
Dan bila kau masih merasa kurang adil dengan rasa sakit yang kuterima
Ceritakan saja pada penghuni dunia
Tentang keburukan dan penghianatanku padamu
Biar aku pergi dan mati di tempat paling sepi di sudut bumi

0 komentar:

Posting Komentar

prev next