Rabu, 13 Juli 2011

TAWANAN KEGELAPAN

Rasa-rasanya aku ingin berbohong
Kepada kesepian dan kesedihan
Aku ingin berkata aku bahagia hari ini
Aku sedang berpesta menyambut keramaian persahabatan
Tapi hati ini terus bersandiwara atas nama kebohongan
Hingga jenuh dan mengembalikan kejujuran kepada posisi semula
Kerongkongan berdecit serak setiap akan berteriak
Mata memejam perih
Kering tanpa airmata, memerah seperti api
Hentikan!
Seluruh tubuh menjerit
Sampai-sampai alam fikir dan khayalku beradu pandang tertegun
Inikah batas di antara kemenangan jalan kegelapan?
Tapi tiba-tiba angin yang telah membawa hawa kegelapan
Datang dengan senyuman beracunnya seperti biasa
Menancapkan taring di leher kurus
Mengejang hebat dengan endapan perlawanan dari penderitaan
Terkulai lemas tak berdaya
Di atas lantai pualam istana antah berantah
Aku di pandangi hakim-hakim bersayap kegelapan
Ia mencekikku dan memaksaku menelan sejuta pil pahit
Dia setan!
Aku baru sadar
Telah lama hatiku dikendalikan dia
Aku tertegun pada kebohongan yang ku anggap penyelamat hidup sederhanaku
Kini menjadi rumit
Hanya melawan hakim pendusta itu saja aku tak bisa
Bahkan nafasku di ruangan ini dicurangi dia seenak hatinya
Aku ingin melihat cahaya
Namun sayang…
Tubuhku telah lama hidup dalam kegelapan
Pil pahit itu telah menunjukkan kekuatannya yang mengintimidasi semangatku
Aku menangis
Aku tahan air mataku dengan senyum miris
Semuanya hanya sekedarnya
Semuanya hanya sesingkat kedipanku kepadamu cahaya
Aku melirik tapi tak pernah mau beranjak
Aku tegak tapi menunduk menghadapimu cahaya
Kirimkan aku penolong wahai Cahaya
Aku di jadikan budak kegelapan oleh hakim-hakim itu
Aku ingin melawan
Namun dayaku di serap dan tak berguna
Aku ingin kembali
Untukmu wahai Cahaya aku berpasrah

0 komentar:

Posting Komentar

prev next